Bagaimana Media Pembelajaran Aqidah Akhlak MTs Yang Efektif dan Efesien

Oleh : Rilis_Wahyu
Email : riliswahyu87654@gmail.com

Gambar dari Google

Hayy sahabat baca, kembali lagi dengan Rilis_Wahyu.Com  untuk myblog kali ini  aku mencoba melanjutkan topik tulisanku yang kemarin. Nahh pembahasan kali ini tentang Bagaimana Media Pembelajaran Aqidah Akhlak MTs Yang Efektif dan Efesien. Bicara mengenai proses pembelajaran tidak akan lepas dari kaidah Tujuan, Materi Pembelajaran, dan Metode dari Materi Aqidah Akhlak. Aqidah Akhlaq merupakan salah satu rumpun mata pelajaran pembelajaran agama di madrasah (Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Syari’ah/Fiqih Ibadah Muamalah dan Sejarah Kebudayaan Islam) yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman. Untuk menyingkat waktu kita kupas tuntas materinya geasss...

A. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari 
"medium" yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.

Banyak ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran. AECT 
misalnya, mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang 
digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan pebelajar yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan rangsangan bagi pebelajar agar terjadi proses belajar. Bagaimana hubungan media pembelajaran dengan media Pendidikan. 

Media Pendidikan tentu saja media yang digunakan dalam proses dan untuk 
mencapai tujuan pendidikan. Pada hakekatnya media pendidikan juga merupakan media komunikasi, karena proses pendidikan juga merupakan proses komunikasi. Apabila kita bandingkan dengan media pembelajaran, maka media pendidikan sifatnya lebih umum, sebagaimana pengertian pendidikan itu sendiri. Sedangkan media pembelajaran sifatnya lebih khusus, maksudnya media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus. Tidak semua media pendidikan adalah media pembelajaran, tetapi setiap media pembelajaran pasti termasuk media pendidikan.[1]

Media merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan proses 
pembelajaran di sekolah karena media dapat membantu proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa begitupun sebaliknya. Penggunaan media secara kreatif dapat memperlancar dan meningkatkan efesiensi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Adapun pengertian media menurut para ahli. Yang pertama pengertian media 
meurut Gagne, beliau menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara, Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Oleh sebab itu media dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran dan perasaan siswa sehingga timbul motivasi untuk belajar.[2]

B. Jenis Media Pembelajaran di MTs
Media pembelajaran akhlak mencakup nilai suatu perbuatan, sifat-sifat terpuji dan tercela menurut ajaran agama Islam, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat pada diri seseorang, maka ada beberapa media pembelajaran yang dapat membantu pencapaian pembelajaran akhlak, antara lain:
a) Melalui bahan bacaan atau bahan cetak.
b) Melalui alat-alat audio visual (AVA).
c) Melalui contoh-contoh kelakuan.
d) Melalui media masyarakat dan alam sekitar.[3]

Menurut Syaiful Bahri Djamaroh dkk, berdasarkan jenisnya media pembelajaran 
terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara, 
seperti: radio, cassette recorder, piringan hitam.
b) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
c) Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur 
gambar. [4]

Media pembelajaran memiliki jenis-jenis yang berbeda secara umum media 
bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
a) Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film, tv.
b) Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara.
c) Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
d) Media visual bergerak, seperti: film bisu.
e) Media visual diam, seperti: halamman cetak, foto, microphone, slide bisu.
f) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
g) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.[5]

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis media itu ada tiga yaitu 
media visual, media audio, dan media audio-visual
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik, buku.
2. Media Audio : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
3. Media audio visual : Televisi,film,video (VCD,DVD,VTR),computer.

Jenis-jenis media pembelajaran yang cocok digunakan pada pembelajaran aqidah akhlak menurut penulis adalah media cetak seperti buku pelajaran, modul, brosur kartun, komik gambar, media audio seperti CD, tape recorder kaset, media audio visual seperti film, video, televisi, komputer. Permainan (game), manusia dan lingkungan.[6]

C. Langkah-Langkah Penyiapan Media Pembelajaran di MTs
Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, 
perlu dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah- langkah tersebut, guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.

Pemilihan Media mana yang akan digunakan tergantung kepada tujuan yang 
ingin dicapai, sifat, bahan ajar, ketersediaan media tersebut, dan juga kemampuan guru dalam menggunakannya. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.[7]

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak 
selama kegiatan pembelajaran yaitu buku paket, dan LKS, Namun, masih ada media 
pembelajaran yang lainnya yang digunakan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak seperti LCD, Alat Peraga, Video, Powerpoint, dan sebagainya.

Hal ini sependapat dengan Miarso dalam Mahnun (2012) mengungkapkan 
bahwa hal pertama yang harus dilakukan guru dalam penggunaan media secara efektif adalah mencari, menemukan dan memilih media yang memenuhi kebutuhan belajar anak, menarik minat anak, sesuai dengan perkembangan kematangan dan pengalamannya anak dan latar belakang pengalamannya serta kondisi mental yang 
berhubungan dengan usia perkembangannya.[8]

Dibawah ini merupakan langkah-langkah penyiapan media pembelajaran aqidah 
akhlak di MTs:
1) Pemilihan media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau 
kompetensi yang ingin dicapai.

2) Pemilihan media harus disesuaikan dengan biaya yang sesuai dengan kondisi 
keuangan sekolah.

3) Pemilihan media harus sesuai dengan ketepatgunaan (dalam penggunaan media 
harus efektif dan efisien).

4) Pemilihan media harus disesuikan dengan keadaan peserta didik (arakteristik siswa) menarik perhatian, adanya penonjolan/penekanan (misalnya dengan 
warna), direncanakan dengan baik, serta memungkinkan siswa lebih aktif belajar.

5) Pemilihan media harus sesuai dengan media yang tersedia disekolah atau guru 
bisa membawa langsung media yang dimiliki dan guru mampu menggunakan 
media tersebut.

6) Dalam penggunaan media memerlukan langkah langkah seperti perencanaan 
(pemilihan media yang sesuai), pelaksanaan (pemakaian media), tindak lanjut (setelah melaksanakan media tersebut apa pengaruhnya terhadap perilaku siswa).[9]

D. Macam-Macam Media Pembelajaran di MTs
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Beberapa media yang 
paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain itu, banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain seperti gambar, model, overhead projektor (OHP) dan obyek obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), serta program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai seorang guru alangkah baiknya tetap mengenal beberapa jenis media pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong seorang guru untuk mengadakan dan memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Sebagai seorang guru, perlu mengikuti perkembangan teknologi khususnya 
yang berkaitan dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak kita dapat lebih mengenalnya. Beberapa jenis media tentu pernah Anda gunakan, beberapa jenis yang lain mungkin juga sudah Anda kenal meskipun belum pernah menggunakannya dalam pembelajaran. Jenis media mana yang akan kita gunakan, sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber atau penyalurnya yaitu pendidik, kepada sasaran atau penerimanya yaitu 
peserta didik yang sedang menempuh pendidikan. Tujuan penggunaan media 
pembelajarguna mempermudah proses pembelajaran agar berjalan dengan baik. 
Macam-macam media pembelajaran aqidah akhlak disini dapat diklasifikasikam menjadi bebarapa macam:

1. Media Visual 
Media visual termasuk mediagrafis, yang berfungsi untuk menerim pesan. Pesan 
yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. 

Menurut suparto, media visual adalah gambar yang secara keseluruhan dari 
sesuatu yang dijelaskan kedalam sesuatu yang dapat divisualkan.[10]

Jenis media inilah yang sering digunakan oleh para guru untuk membantu 
menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual ini terdiri atas media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (projected visuals). Media yang dapat diproyeksikan bisa berupa 
gambar diam atau bergerak.[11]

a. Media yang tidak diproyeksikan
Pengertian media pandang yang tidak diproyeksikan ialah bahwa media 
yang digunakan itu tidak membutuhkan suatu alat bantu lain (misalnya suatu 
proyektor) untuk melihatnya. Media seperti ini sangat banyak, mudah diperoleh, dan mudah digunakan secara luas dikelas bila dibanding dengan media pandang yang lain. 

Media seperti ini sangat umum dan banyak terdapat dalam lingkungan kehidupan kita, sehingga para pendidik/guru kadangkadang cenderung tidak memperhitungkan kehadiran media ini dalam proses pembelajaran. Padahal media ini selain mudah diperoleh, juga 
tidak membutuhkan peralatan yang rumit, tidak membutuhkan adanya aliran 
listrik, dan tidak membutuhkan tenaga khusus untuk melayaninya. Media seperti ini dapat digunakan dimana-mana, misalnya daerah-daerah yang belum terjangkau listrik dan sarana/prasarana komunikasi yang lancar (John D Latuheru, 1988: 41).

Jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain: realia, model, dan grafis. Ketiga jenis media ini dapat dikategorikan sebagai media sederhana yang penyajiannya tidak memerlukan tenaga listrik. Walaupun demikian media ini sangat penting bagi siswa karena mampu menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih menarik yaitu: 

- Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. 

Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya.

- Media model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. 

Model suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting.

- Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat 
simbol-simbol visual. Grafis juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dijelaskan melalui penjelasan verbal saja. Banyak konsep yang justru lebih mudah dijelaskan melalui gambar daripada menggunakan kata-kata verbal. Ingat ungkapan "Satu gambar berbicara seribu kata". Semua media grafis, baik itu berupa gambar, sketsa bagan, grafik atau media visual yang lain harus dibuat dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum. Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan, diagram, grafik, poster, kartun dan sebagainya.

b. Media yang diproyeksikan
• Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:

- Dengan cara mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu, antara lain: Mencetak dengan bantuan komputer, baik dengan full color (berwarna) maupun mono colour (hitam). Hal ini bisa menggunakan plotter maupun laser ink jet printer, membuat gambar/tulisan dalam selembar kertas atau mengambil dari buku, lalu difotocopy dalam plastik transparansi khusus, Melalui proses fotografi yang dicetak dalam film transparansi, dan masih ada cara-cara lain

- Membuat sendiri secara manual. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh guru dengan cepat, sederhana dan murah. Secara singkat, teknik pembuatannya dijelaskan sebagai berikut: Siapkan bahan dan 
peralatan yang diperlukan, yaitu: plastik transparansi (sesuai kualitas yang dikehendaki), OHT pen (marker pen) atau spidol pemanen, minyak penghapus (eceton), kapas dan alat bantu tulis lain yang diperlukan. Bila diperlukan sediakan pula bingkai OHT, Siapkan draft yang akan ditransparansikan dengan pensil pada kertas, lalu dijiplak ke dalam transparansi. Sesuaikan ketentuan ukurannya dengan bidang proyeksi. OHT dapat dibuat dalam beberapa bentuk dan teknik sajian, misalnya: bentuk tunggal, tumpang tindih (overlay), bentuk buka tutup (masking), bentuk yang diberikan lapisan transparansi berwarna.

• Film Bingkai/slide
Film bingkai/slide adalah suatu film transparan yang umumnya 
berukuran 35 mm. Dalam satu paket program film bingkai berisi beberapa bingkai film yang terpisah satu sama lain. Sebagai suatu program, maka durasi (lama putar) film bingkai sangat bervariasi, tergantung jumlah bingkai filmnya. Waktu yang diperlukan untuk menayangkan setiap bingkai juga bervariasi. Film bingkai ada juga yang dilengkapi dengan paralatan audio, sehingga selain gambar, juga bisa 
menyajikan suara. Film bingkai yang dilengkapi dengan audio dinamakan film bingkai suara atau slide suara.

2. Media audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif 
(haknya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian 
dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan program radio adalah bentuk dari media audio. Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubung dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Dan sifatnya yang auditif, media ini mengandung kelemahan yang harus diatasi dengan cara memanfaatkan media lainnya. Yang termasuk dalam mediau audia diantaranya: 

- Radio Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan 
untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. 

- Kaset-audio Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah media yang ekonomis karena biayapengadaan dan perawatan murah.

3. Media audio-visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual, atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media ini, penyajian bahan ajar kepada para siswa akan semakin lengkap dan optimal. 

Selain itu dengan media ini, dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran guru dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi (teacher) tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media, maka peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar. Contoh dari media audiovisual di antaranya program video atau televisi pendidikan, video atau televisi instruksional, dan program slide suara.

Media video 
Media video merupakan salah satu jenis media audio visual. Jenis media audio visual lain misalnya film, tetapi yang akan dibicarakan di sini hanyalah media video, karena media inilah yang sudah banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran. Sebagian besar fungsi film sudah bisa digantikan oleh media video.

Media computer 
Teknologi berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor Seels & Richey (2000) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 33). Teknologi komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep. 

Hal ini dimungkinkan karena teknologi komputer mempunyai kemampuan untuk : 
- menyiapkan dan memanipulasi data alfanumerik
- menampilkan beberapa operasi dengan cara yang tepat
- mengkombinasikan tulisan, warna, gerak (animasi), suara dan video,ْ serta memuat suatu “kepintaran" yang sanggup menyajikan proses interaktif. Program- program dari media computer yaitu

a. Multimedia
Saat ini, teknologi komputer tidak hanya digunanakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kata, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar multimedia yang memungkinkan siswa membuat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan. 

Sajian multimedia berbasis komputer dapat diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. (Dina indriana, 2011: 100) Multimedia atau teknologi terpadu merupakan cara untuk memperoduksi dan menyampaikan bahan belajar dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer Seels & Richey (2004) yang dikutip Bambang Warsita (2008: 36). Dengan kata lain komputer multimedia adalah sebuah komputer yang dilengkapi dengan perangkat keras dan lunak sehingga memungkinkan data berupa teks, gambar, animasi, suara dan video dapat dikelola. 

Metode perancangan media pembelajaran yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran adalah setelah media terkumpul, selanjutnya diolah dengan software grafik yakni: Coreldraw untuk menggambar, photoshop untuk mengedit gambar (foto), ulead video studio untuk mengedit video, dan flashmaker untuk membuat animasi flash

b. E-learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi e-learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. 

Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

E-learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola elearning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaanperusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. 

E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya). 

My Refleksi
Pemilihan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk tingkat MTs harus memperhatikan tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode mengajar, alat yang dibutuhkan, pribadi guru yang mengajar, minat dan kemampuan mengajar, situasi pembelajaran, dan kondisi siswa. Keberhasilan penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam tergantung pada isi pesan, cara penjelasan pesan, dan karakteristik penerima pesan.

Menurut Syaiful Bahri Djamaroh dkk, berdasarkan jenisnya media pembelajaran terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara, seperti: radio, cassette recorder, piringan hitam.
b) Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.
c) Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar

 Usaha Nabi SAW dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya yaitu dengan menggunakan media yang tepat berupa media contoh/teladan perbuatan) perbuatan baik nabi sendiri (Uswatun Khasanah). Istilah ”Uswatun Khasanah”barangkali dapat diidentifikasikan dengan ”demonstrasi” yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu digunakan nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain. Selanjutnya, melalui suritaula dan atau model perbuatan dan tingkah guru yang baik, maka guru agama akan dapat menumbuh kembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik. Begitupula sebaliknya. (Basyiruddin Usman 2002, hlm. 116)

Terkadang manusia hanya bisa menemukan siapa ia didalam kesendirian,
Dirangkul oleh sang angin dengan suka rela menceritakan pahitnya kehidupan dibalut air mata bercucuran. Percayalah Tuhan tak pernah biarkan kita sendirian. Karena kita hamba pilihan yang kuat menerima cobaan yang Allah telah amanahkan. InsyaAllah
@Rilis_Wahyu


Sekian blog kali ini, thanks buat sahabat baca...sukses selalu


@Rilis_Wahyu
#rilisyanglagirindu
#jangankautanyasiapakarnaakupuntaktau


Catatan Kaki
[1] Iwan Falahudin, ‘Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran’, Jurnal Lingkar Widyaiswara, 1.4 (2014), 104–17

[2] Arda, Sahrul-Saehana,. Darsikin,ْ “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Untuk Siswa SMP Kelas VIII”,ْe-Jurnal Mitra Sains, Vol.3 No.1, Januari 2015, hlm 69.

[3] A-Setiawan,ْ‘Merancang Media Pembelajaran Pai Di Sekolah’,ْDarul Ulum: Jurnal Ilmiah Keagamaan …, 10 (2019), 223–40. https://ejournal.stitdukotabaru.ac.id/index.php/darululum/article/view/39.

[4] Kusumo, “Jenis-jenis Media Pembelajaran”,https://milenialjoss.com/jenis-jenis-media-pembelajaran/, diakses pada 6 November 2021, pukul. 09.51.

[5] Ni Luh and Putu Ekayani, ‘Pentingnya Penggunaan Media Siswa’, Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, March, 2021, 1–16 https://www.researchgate.net/profile/PutuEkayani/publication/315105651_PENTINGNYA_PENGGUNAAN_MEDIA_PEMBELAJARAN_UNTUK_MENINGKATKAN_PRESTASI_BELAJAR_SISWA/links/58ca607eaca272a5508880a2/PENTINGNYA-PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN-UNTUK -MENINGKATKAN-PRESTASI.

[6] http://siskaajma.blogspot.com/2016/04/media-pembelajaran-akidah-akhlak.html, diakses pada tanggal 6 November 2021, pukul 09.42.

[7] http://siskaajma.blogspot.com/2016/04/media-pembelajaran-akidah-akhlak.html?m=1 , diakses pada 4 November 2021, pukul 19.45. 

[8] Hilmawan Nur Ramadhan and Pujiriyanto Pujiriyanto, ‘Pengelolaan Pembelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Aliyah Negeri Kota Magelang’, Epistema, 1.1 (2020), 39–50 <https://doi.org/10.21831/ep.v1i1.32324>

[9] Muhammad Ilham Syahputra and others, ‘Analisis Strategi Pembelajaran Aqidah’, 2021, 6–11

[10] Muhammad Rahnab, Sofan Amri, Strategi Dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran , Prestasi Pustakarya, Jakarta; 2013, hlm. 153.

[11] Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, RajaGrafindoPersada, Jakarta; 2013, hlm. 162

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MTs

Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MI