“Analisis Simbolisme Terhadap Tedhak Sinten Budaya Jawa”

Oleh : Rilis_Wahyu
Email : riliswahyu87654@gmail.com

Kali ini Rilis_Wahyu. Com akan membahas mengenai tedhak sinten. Dalam sehari-hari  ini kita akan tidak lepas dari budaya jawa yaitu tedhak sinten dimana budaya ini berkaitan dengan tradiai islam dengan hindu.

 Beberapa simbolisasi ubo rampe dan falsafahnya Tedhak Siten dalam persepktif Islam

Setiap tradisi ternyata memiliki filosofis tersendiri dalam pelaksanaanya, salah satunya tedhak sinten yang memiliki macam-macam simbol dimaknai sebagai gambaran kehidupan sang anak di masa depan. Acara ini dilakukan tuju bulan setelah kelahiran sang bayi dalam perhitungan jawa. Upacara ini merupakan bentuk ikhtiar dan doa supaya anak bisa menjadi pribadi unggul dan mandiri di masa mendatang. Acara ini dimakanai sebagai rasa syukur atas karuniaNya karena kelahiran seorang anak dan menyambut kelahiran sang anak seperti dalam Qs. Al-Mukminun : 12-14

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٍ مِّن طِينٍ  (12)
 ثُمَّ جَعَلْنَٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ  (13)
ثُمَّ خَلَقْنَا ٱلنُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا ٱلْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا ٱلْمُضْغَةَ عِظَٰمًا فَكَسَوْنَا ٱلْعِظَٰمَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَٰهُ خَلْقًا ءَاخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحْسَنُ ٱلْخَٰلِقِينَ (14)

Artinya :
12. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Jika dilihat dari berbagai proses yang rumit tersebut, hal ini merupakan peristiwa yang menakjubkan. Mulai dari benda yang berwujud dan bentuknya yang tidak bernilai, yaitu sel sperma dan sel telur, kemudian secara bertahap berubah menjadi embrio, kemudian tumbuh menjadi segumpal darah, kemudian segumpal daging, dan kemudian menjadi lengkap berupa jasad fisik yang rapi dan rumit, terdiri dari jaringan yang saling berkaitan. Segalanya terjadi mutlak atas kehendak Allah SWT, maka sudah seyogyanya seorang muslim mengungkapkan rasa syukur terhadap ayat-ayat tersebut.

Adapun beberapa filosofi dari rangakian upacara tedhak siten dan ragam tradisi dan makanan yang tersaji.

Panganan Jadah, memiliki makna tersembunyi yaitu perjalanan hidup yang akan dilalui oleh si anak. Jadah menggambarkan kehidupan yang penuh cobaan, suka dan duka sehingga membutuhkan keuletan.

Jumlahnya tujuh dan tujuh warna yang berbeda pada jadah melambangkan makna yang berbeda dalam perjalanan hidupnya. Jadah Putih pada langkah berarti kesucian, jadah berwarna merah muda yang melambangkan kelembutan hati, jadah berwarna merah simbol dari keberanian, jadah berwarna hijau merupakan tanda kehidupan. Selanjutnya, jadah berwarna Kuning perlambang bersinar, jadah berwarna Ungu menandakan keluhuran budi dan terakhir jadah berwarna Hitam melambangkan keabadian.

Tangga tebu wulung atau tebu hitam menandakan filosofi kemantapan hati, dan pendirian yang teguh. Ketika sang anak menaiki tebu wulung, artinya menggambarkan perjalanan hidup dan mencapai cita-cita yang tinggi dan luhur. Pada prosesi ini juga menandakan si anak mengenal kenyataan hidup yang akan dilalui di kemudian hari.

Jenang blowok yang disajikan dalam upacara ini terdiri dari jenang merah putih dan jenang katul (bekatul atau jenang putih) yang melambangkan perjalanan hidup. Hidup itu tidak selamanya lancar dan terkadang terperosok atau dalam bahasa Jawanya keblowok.

Pada prosesi terakhir, si Anak akan dimandikan dengan air setaman yang memiliki filosofi anak tetap sehat jasmani dan rohani dan membawa keharuman nama keluarga.

kurungan ayam yang disediakan bagi si Anak memilih barang di dalamnya. Konon, pemilihan kurungan ayam yang telah dihiasi dengan berbegai macam ornamen dan barang-barang di dalammnya memiliki makna menggambarkan dunia dengan berbagai pilihan untuk hidup di kemudian hari.

Udik-udik, yang terdiri dari beras kuning yang dicampur dengan empon-empon, uang logam dan bunga mawar dan melati yang melambangkan agar si anak kelak menjadi seorang yang senang menolong orang lain dengan memberikan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan.

@Rilis_wahyu
#riliswahyuyanglagirindu
#jangantanyasiapakarnaakupuntaktau

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MTs

Bagaimana Media Pembelajaran Aqidah Akhlak MTs Yang Efektif dan Efesien

MAQOMAT TAUBAT DAN SABAR UNTUK MERAIH MAH'RIFAT TUHAN