Pengaplikasian Penilaian Dalam Pambelajaran Aqidah Ahlaq MTs Yang Sehat

Oleh : Rilis_Wahyu
Email : riliswahyu87654@gmail.com


Gambar dari Google

Hayy sahabat baca, kembali lagi dengan Rilis_Wahyu.Com  untuk myblog kali ini  aku mencoba melanjutkan topik tulisanku yang kemarin. Nahh pembahasan kali ini tentang Pengaplikasian Penilaian Dalam Psmbelajaran Aqidah Ahlaq  MTs Yang Sehat. Bicara mengenai proses pembelajaran tidak akan lepas dari kaidah Tujuan, Materi Pembelajaran, dan Metode dari Materi Aqidah Akhlak. Aqidah Akhlaq merupakan salah satu rumpun mata pelajaran pembelajaran agama di madrasah (Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlaq, Syari’ah/Fiqih Ibadah Muamalah dan Sejarah Kebudayaan Islam) yang secara integratif menjadi sumber nilai dan landasan moral spiritual yang kokoh dalam pengembangan keilmuan dan kajian keislaman. Untuk menyingkat waktu kita kupas tuntas materinya geasss...

Dalam kurikulum 2013 mempunyai tujuan yaitu siswa menuntut ilmu tidak hanya sekedar untuk mencari teori dan nilai dari sebuah mata pelajaran, akan tetapi siswa diharapkan dapat menerapkannya atau dapat mengimplementasikan ilmu yang 
sudah di peroleh ke dalam kehidupan nyata dalam lingkungan sekolah, masyarakat. Dengan demikian Implementasi Kurikulum 2013 ialah aktualisasi kurikulum dalam 
pembelajaran dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta didik. Penilaian dalam kurikulum 2013 ini salah satunya penilaian autentik. 

Istilah penilaian merupakan sinonim dari pengukuran, pengujian, atau evaluasi. 
Sedangkan istilah autentik yakni sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. 
Menurut Abdul Majid, penilaian autentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik. Penilaian autentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para peserta didiknya diminta untuk menampilkan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan essensial yang bermakna. 

Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran merupakan bagian yang 
tidak terpisahkan dari perencanaan maupun pelaksanaan proses pembelajaran guru. Agar penilaian dapat dilaksanakan dengan baik perlu dilakukan secara autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan, proses, dan keluaran pembelajaran. Penilaian autentik 
dilakukan untuk mengukur kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan maupun 
kompetensi keterampilan. Implementasi penilaian autentik bertujuan mengahasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara terintegrasi. Penilaian autentik juga merupakan bagian kecil dari sistem Contextual Teaching and Learning (CTL), penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, mengharuskan membangun keterkaitan dan kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang lebih tinggi. hal ini karena tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian autentik mengharuskan penggunaan strategi-strategi tersebut, maka para peserta didik bisa menunjukkan penguasaannya terhadap tujuan pelajaran dan kedalaman pemahaman.

A. Jenis Penilaian
Melihat sangat pentingnya penilaian yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. 
Pelaksanaan penilaian hasil pembelajaran siswa sejalan dengan perkembangan 
kurikulum yang dipergunakan. Hal itu disebabkan penilaian merupakan salah satu komponen yang terkait langsung dengan kurikulum. Jenis penilaian pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs yaitu Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek. Penilaian autentik harus menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.[1]

1) Pengertian Penilaian Autentik. Menurut Syafruddin dan Adrianto dalam bukunya mengemukakan bahwa serangakaian kegiatan yang digunakan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data terhadap proses dan hasil belajar peserta didik secara sistematis dan berkesinambungan untuk dijadikan informasi dalam mengambil keputusan dinamakan penilaian.[2]

2) Jenis-jenis Penilaian Autentik. Penilaian autentik melibatkan peserta didik dalam tugas-tugas autentik yang bermanfaat, penting dan bermakna dengan berbagai jenis penilaian. Menurut Rasyidin dan Mansur jenis-jenis penilaian autentik yaitu : penilaian kinerja, observasi dan pertanyaan, presentasi dan diskusi, proyek dan investigasi, portofolio dan jurnal (Rasyidin & Mansur, 2009). Hal serupa diungkapkan Abdul Majid dalam jenis-jenis penilaian autentik yang dijelaskan sebagai berikut (Majid, 2015) : 

a) Penilaian Proyek. Penilaian proyek (project assessment) merupakan 
kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain- lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru yakni :

➢ Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan
➢ Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik 
➢ Originalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. 

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen 
penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Hasil akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 

b) Penilaian Kinerja. Penilaian kinerja adalah bentuk penilaian autentik dalam menilai kemampuan diri peserta didik. Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrument, seperti penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi. Ada beberapa cara untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja yakni sebagai berikut (Rusman, 2017): 

➢ Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur- unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
➢ Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan 
dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan
➢ Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali.
➢ Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik sudah berhasil atau belum.
➢ Rubrik. Alat pengukuran yang mempunyai skala atau poin yang 
tetap dan jelas untuk setiap kriteria penilaian. Sangat disarankan untuk menggunakan rubric yang mempunyai 4 poin skala (1-4) sehingga pemberian skor nilai tengah dapat dihindarkan (misalnya: skala 1-3). 

c) Penilaian Portofolio
Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara 
individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Fokus tugas-tugas kegiatan pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan masalah, berpikir, dan pemahaman, menulis, komunikasi, dan pandangan peseta didik 

sendiri terhadap dirinya sebagai pembelajar. Contohnya peserta didik 
diminta melakukan survei mengenai potensi wisata di lingkungan daerah tempat tinggalnya. 

d) Jurnal
Jurnal merupakan tulisan yang dibuat peserta didik untuk menujukkan segala sesuatu yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jurnal dapat digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah dipelajari, perasaan peserta didik dalam belajar mata pelajaran tertentu, kesulitan-kesulitan atau keberhasilan-keberhasilannya dalam menyelesaikan masalah atau topik pelajaran, dan catatan-catatan atau komentarnya tentang harapan-harapannya dalam proses aturan-aturan yang digunakan untuk menilai kinerja peserta didik.

e) Penilaian tertulis
Meskipun konsepsi penilaian autentik muncul dari ketidakpuasaan terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Penilaian tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.[3]

B. Rancangan Penilaian Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs

Prosedur penilaian otentik dalam pelajaran akidah akhlak.
1) Cara yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian
• lihatlah kompetensi yang ingin dicapai pada kurikulum
• pilihlah alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang akan di capai
• ketika penilaian berlangsung, pertimbangkan kondisi anak
• penilaian dilakukan secara terpadu dengan KBM
• penilaian bisa dilakukan dalam suasana formal dan informal
• Petunjuk pelaksanaan penilaian harus jelas, gunakan bahasa yang mudah 
dipahami
• kriteria penyekoran jelas sehingga tidak menimbulkan multitafsir
• gunakan berbagai bentuk dan alat untuk menilai beragamkompetensi
• lakukan rangkaian aktivitas penilaian melalui : pemberian tugas, Pr, ulangan, pengamatan, dan sebagainya

2) Bentuk dan teknik yang bisa diterapkan dalam penilaian
• Penilaian kinerja (performance)
Penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yangterjadi. Penilaian ini biasanya digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam berpidato, pembacaan puisi, diskusi, pemecahan masalah, partisipasi siswa dalam diskusi,
• penilaian penugasan (proyek/priject)
Penilaian penugasan atau proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Penilaian terhadapsuatu tugas yang mengandung investigasi harus selesai dalam waktu tertentu. Investigasi dalam penugasan memuat tahapan : perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data.
• Penilaian hasil kerja (produk/product)
Penilaian hasil kerja atau produk merupakan penilaian kepada siswa 
dalam mengontrol proses dan pemanfaatan / menggunakan bahan 
untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik atau kualitas estetik dari 

suatu yang mereka produksi. [4] FT : Masnur Muslih, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, hlm.80-85

penilaian tes
ada beberapa rumusan tentang tes, yakni antara lain yaitu :
➢ tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang dgn cara yang tepat dan cepat.
➢ tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang diinginkan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
➢ tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program.
➢ tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada tidaknya hasil hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan. alat ini dapat berbentuk tugas atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertanyaan-pertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara lisan maupun secara tertulis.[5]

Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk 

menulis jawaban tetapi juga dapat dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, 
mewarnai, menggambarkan dan sebagainya.[6]

Teknik penilaian tertulis.
Ada dua bentuk soal tes tertulis yaitu sebagai berikut :
soal dengan memilih jawaban
• pilihan ganda
• dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
• menjodohkan
soal dengan mensuplai jawaban
• isian atau melengkapi
• jawaban singkat atau pendek
• soal uraian

Tujuan penggunaan penilaian tertulis adalah sebagai berikut :
• mendiagnosis siswa (kekuatan dan kelemahan)
• menilai kemampuan siswa (keterampilan, pengetahuan dan sikap)
• memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapai
• untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan
• memonitoring standar pendidikan.[7]

Dari berbagai alat penilaian tertulis,tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat dan menjodohkan merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir 
rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat 
digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami. Pilihan ganda 
mempunyai kelemahan yaitu peserta didik tidak mengembangkan sendiri jawabannya, tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta didik tidak mengetahui jawaban yang benar maka peserta didik akan menerka. Hal ini menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran, tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Alat penilaian ini kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas karena tidak menggambarkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya.

Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menurut peserta didik untuk mengingat, memahami dan mengorganisasikan gagasannya atau hal yang sudah dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kemampuan misalnya Mengemukakan pendapat, berpikir logis 
dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materinya yang
ditanyakan terbatas. 

C. Penerapan Penilaian Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs

Menurut Anas Sudiijono (2011), evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini:
➢ Menyusun rencana evaluasi hasil belajar Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup:

a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif atau psikomotorik. 
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi misalnya apakah menggunakan teknik tes atau non tes. 
d. Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan 
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes.
e. Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.

Menghimpun data 
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes 
pembelajaran.
Melakukan verifikasi data 
Verifiikasi data adalah proses penyaringan data sebelum diolah lebih lanjut. Verifikasi bertujuan untuk memisahkan data yang dapat menjelaskan gambaran yang akan diperoleh mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi dengan data yang tidak baik atau dapat mengaburkan gambaran yang akan diperoleh. 
Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganalisis data bertujuan untuk memberikan makna 
terhadap data yang telah dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Mengolah dan menganalisis data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik statistik, misalnya dengan menyusun dan mengatur data lewat tabel grafik atau diagram, perhitungan rata-rata, standart deviasi, pengukuran korelasi, dsb.
Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan Interpretasi merupakan verbalisasi makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan. Atas dasar interpretasi tersebut akan ditemukan kesimpulan yang mengacu kepada tujuan dilaksanakan evaluasi tersebut. 
Tidak lanjut hasil evaluasi
Dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga diketahui maknanya, maka elevator dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan yang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.[8]

Untuk mengetahui kompetensi peserta didik sebagai hasil pembelajaran 
Aqidah Akhlaq, perlu dilakukan penilaian dengan rambu-rambu sebagai 
berikut:
1) Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian hasil belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku mereka.

2) Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemmpuan dasar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu, unit satuan, atau jenjang tertentu. 

3) Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq adalah upaya pengumpulan 
informasi untuk menentukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi meliputi : pengetahuan, sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar ini dilakukan sepenuhnya oleh Madrasah yang bersangkutan. Hasil penilaian dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam memasuki pembelajaran jenjang berikutnya.

4) Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq secara nasional dilakukan dengan 
mengacu kepada kompetensi dasar, hasil belajar, materi standar dan indikator yang telah ditetapkan di dalam Kurikulum Nasional. Penilaian tingkat nasional berfungsi untuk memperoleh informasi dan data tentang mutu hasil penyelenggaraan mata pelajaran Aqidah Akhlaq. 

5) Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan adalah yang dapat mengukur dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik. 

6) Penilaian kognitif dapat dilakukan melalui tes dan non tes.

7) Pengukuran terhadap ranah afektif dapat dilakukan dengan menggunakan 
cara non tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.

8) Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan dengan menggunakan lembar pengamatan atau instrumen lainnya.[9]

Selama ini penilaian hasil belajar masih lebih diacukan pada penilaian individual yang lebih menekankan pada aspek kognitif. Maka dalam kerangka ini seharusnya penilaian harus memberikan porsi yang sama dalam setiap ranah, baik ranah kognitif, ranah afektif, maupun ranah psikomotorik. Apalagi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya Aqidah Akhlak yang seharusnya lebih menekankan pada ranah afektif, karena pada mata pelajaran 
Aqidah Akhlak tidak sekedar memahamkan materi kepada peserta didik, tetapi juga harus mampu diaplikasikan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Jadi penilaian itu tidak terelakkan kehadirannya dan karena sekolah mempunyai tugas untuk mendidik anak sebagai pribadi yang utuh, maka sasaran penilaian yang dikenakan terhadap para murid tidak hanya terbatas pada aspek intelektual (ranah kognitif) dan aspek keterampilannya (ranah psikomotorik) saja, melainkan juga pada aspek sikap hidupnya (ranah afektif).

D. Terampil Melaksanakan Penilaian Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlaq di MTs

Aspek dan Soal Jawaban

1. Apa pengertian Akidah Islam?

Keyakinan yang diyakini kebenarannya oleh hati berdasarkan dansesuai dengan ajaran Islamyang berpedoman pada Al-Quran dan hadis.

2. Tuliskan enam dasar Akidah Islam?

Iman kepadaAllah, Iman kepadamalaikat Allah, Iman kepadakitab Allah, Iman kepada rasul Allah, Iman kepadahari kiamat, Iman kepadaqadadan qadar Allah.

3. Apa saja yang menjadi sumber akidah Islam?

Al-Qur‟an, Hadits, dan Akal.


4. Bagaimana hubungan Antara iman, Islam, dan ihsan?

Ketiganya merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan. Hubungan ketiganya
dapat digambarkan seperti rumah. Iman merupakan pondasinya, Islam merupakan bangunannya, sedangkan ihsan adalah cat dan perlengkapan rumah yang lainnya

a. Pedoman penskoran
1) Penskoran
Skor 4, jika jenis disebut secara benar dan lengkap
Skor 3, jika jenis disebut secara benar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika jenis disebut secara sebagian benar dan kurang lengkap Skor 1, jika jenis disebut secara sebagian benar dan tidak lengkap.

2) Pengolahan skor
Skor maksimum 20
Skor perolehansiswa : SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa : SP/20 X 4 Rentang nilai pengetahuan

Nilai                                Predikat

0,00 ˂Nilai ≤ 1,00              D
1,00 ˂Nilai ≤ 1,33              D+
1,33 ˂Nilai ≤ 1,66              C-
1,66 ˂Nilai ≤ 2,00              C
2,00 ˂Nilai ≤ 2,33              C+
2,33 ˂Nilai ≤ 2,66              B-
2,66 ˂Nilai ≤ 3,00              B
3,00 ˂Nilai ≤ 3,33              B+
3,33 ˂Nilai ≤ 3,66              A-
3,66 ˂Nilai ≤ 4,00              A


b. Pedoman penskoran
1) Penskoran
Skor 4, jika jenis disebut secara benar dan lengkap
Skor 3, jika jenis disebut secarabenar tetapi kurang lengkap
Skor 2, jika jenis disebut secara sebagian benar dan kurang lengkap 
Skor 1, jika jenis disebut secara sebagian benar dan tidak lengkap.

2) Pengolahan skor
Skor maksimum 16
Skor perolehan siswa : SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa : SP/16 X 4. [10]

My Refleksi
Menurut Thomas R Guskey,  bahwa penilaian siswa tidak seharusnya dilakukan cukup berdasarkan proses memorisasi namun juga harus dilakukan secara menyeluruh. Maksudnya, penilaian tersebut harus dilakukan secara seimbang, otentik, berbagai bahan belajar, disesuaikan kriteria pencapaian target belajar, dan perhatian bagi institusi pemerintah dan pendidikan.

Oleh sebab itu, penilaian yang berpangku pada angka bukan langkah yang tepat dalam dunia pendidikan. Seharusnya sistem penilaian harus dirancang agar dapat menunjang kemampuan berpikir dan membentuk karakter siswa. Dan sistem pelaporan hasil belajar siswa juga harus menggambarkan progres dan pencapaian siswa secara holistik.

Memang tak bisa dipungkiri bahwa sistem penilaian adalah salah satu faktor penting untuk menunjang pendidikan yang lebih sehat. Akan tetapi, Membangun ekosistem yang bersinergi dan lebih baik lagi juga merupakan hal yang sangat penting. Pada akhirnya, seluruh harapan adalah terwujudnya cita-cita pendidikan nasional itu sendiri. 

5 kata untuk mewakili diri sendiri Saat ini: 
Kuat, sabar, semangat, berdoa, dan ikhlas.
because i'am not alone, allah is always with me. @Rilis_Wahyu


Sekian blog kali ini, thanks buat sahabat baca...sukses selalu


@Rilis_Wahyu
#rilisyanglagirindu
#jangankautanyasiapakarnaakupuntaktau


CATATAN KAKI

[1] Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada 
Media Group, 2012), cet. 5. hal 1.

[2] Syafruddin Nurdin, Adrianto, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2016) h. 307

[3] Mimi Musmiroh Idris & Abas Asyafah, Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jurnal Kajian 
Peradaban Islam, Vol. 3 No. 1, Thn.2020, Hlm. 3

[4] Masnur Muslih, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, hlm.80-85

[5] Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, hlm.55-56

[6] Mansur Muslih, KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007), hlm.78

[7] Kasful Anwar dan hendra harmi, Perencanaan Sistem pembelajaran KTSP, Bandung : Alfabeta, 2011. Hlm.138

[8] Sawaluddin dan Muhammad Siddiq, "LANGKAH-LANGKAH DAN TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM". Jurnal PTK & Pendidikan, Vol. 6, No. 1, 2020,hlm. 14-15.

[9]http://kang93.blogspot.com/2014/03/evaluasi-pembelajaran-aqidah-akhlak.html?m=1, diakses pada tanggal 20 November 2021 pukul 12.00.

[10]https://filesl.simpkb.idlguruberbagi/rpp/17549-1586907074.pdf diakses pada tanggal 20 November 2021 pukul 11.17

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MTs

Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Dan Indikator Pembelajaran Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MI

MAQOMAT TAUBAT DAN SABAR UNTUK MERAIH MAH'RIFAT TUHAN